Ciamis, Muhammadiyah – Pada usia ke-110 tahun, Muhammadiyah semakin menunjukkan kontribusi signifikan dalam dunia pendidikan di Indonesia. Dengan memiliki 170 perguruan tinggi, termasuk satu di Malaysia, Muhammadiyah sejajar dengan jumlah Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Indonesia.
Di balik kesuksesan ini, terdapat peran strategis KH Hisyam bin Haji Hoesni, seorang murid Kiai Haji Ahmad Dahlan yang turut membangun fondasi pendidikan tinggi Muhammadiyah.
Visi KH Hisyam: Membangun Universitas Muhammadiyah
KH Hisyam berperan penting dalam pengembangan sistem pendidikan Muhammadiyah, terutama dalam membangun sekolah-sekolah modern yang bersaing dengan sekolah-sekolah Belanda pada masanya.
Saat diberi amanah memimpin Bagian Sekolahan pada 1920, beliau menyampaikan visi besarnya untuk mendirikan “universiteit Muhammadiyah yang megah,” guna melahirkan sarjana-sarjana Islam berkualitas.
Di bawah kepemimpinan KH Hisyam, pendidikan Muhammadiyah berkembang pesat. Beliau berhasil mendirikan berbagai jenjang sekolah, dari tingkat dasar hingga setara dengan sekolah yang didirikan oleh pemerintah kolonial Belanda, termasuk HIS dan Schakelschool.
Dalam masa kepemimpinannya, jumlah sekolah Muhammadiyah berkembang lebih dari dua kali lipat.
Pondasi Perguruan Tinggi Muhammadiyah
KH Hisyam tidak hanya memperluas jumlah sekolah, tetapi juga berperan dalam menanamkan prinsip-prinsip pendidikan tinggi Muhammadiyah yang berorientasi pada kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, tanpa mengabaikan nilai-nilai Islam.
Hal ini menjadi dasar bagi perkembangan perguruan tinggi Muhammadiyah saat ini, yang terus melahirkan lulusan berkualitas dan berintegritas.
Peran KH Hisyam menjadi bukti pentingnya kontribusi beliau dalam membangun perguruan tinggi yang kini menjadi pilar penting bagi kemajuan bangsa dan umat. Warisan beliau masih terasa hingga saat ini melalui keberhasilan Muhammadiyah dalam mendirikan universitas-universitas terkemuka di seluruh Indonesia. (ATA)
Sumber: Muhammadiyah.id